Formula ANSVA
Pakar komunikasi Allan H. Monroe menunjukan 5 hal yang
harus diperhatikan saat kita menyusun urutan pesan, yang dikenal dengan formula
ANSVA, yakni :
1. Attention (perhatian)
2. Need (kebutuhan)
3. Satisfactions (pemuasan)
4. Vizualization (penggambaran)
5. Action (tindakan)
Berdasarkan formula ANSVA
tersebut, ketika kita mempunyai pesan hal
yang pertama harus kita ingat adalah pesan tadi membangkitkan minat.
Biasanya manusia meminati hal yang berkaitan dengan dirinya. Setelah itu
diberikan penggambaran cara memenuhi kebutuhan atau minat tersebut, misalnya
dengan membeli produk merek X. Di sini
kita sudah berbicara lebih kongkret bagaimana cara memuaskan
kebutuhan-kebutuhan tadi. Misalnya agar rambut sehat tidak patah atau
berketombe pakailah shampo merek X. Akhirnya diperlihatkan bagaiman tindakan
yang dianjurkan tadi.
Contoh dalam kehidupan
sehari-hari misalnya saat saya mengatakan pada teman saya, “heyy rambutmu kok
patah-patah dan ketombean” (attention), “nanti kamu ga nyaman
mesti garuk-garuk kepala karena gatal, lama–lama kamu juga bisa botak kalau
rambut kamu terus-terusan patah” (need), “makanya kamu pakai shampo
kaya aku” (pemuasan), “kalau kamu pakai shampo kaya aku, rambut kamu
pasti cantik dan gak patah-patah lagi, terus ketombe kamu ilang deh” (vizualiszations),
“pakai shampo kaya aku donk” (action).
Formula AIDA
Formula yang cukup populer
dalam urutan pesan yakni AIDA. Menurut model ini alat promosi harus menarik
perhatian, dapat mendorong minat, membangkitkan keinginan dan menghasilkan
tindakan.
Formula AIDA ada empat
tahap yakni :
1.
Attention
(perhatian)
2.
Interest (minat)
3.
Desire (hasrat)
4.
Action (tindakan)
Teori AIDA (Tjetjep
Djatnika,2007) yang mengatakan bahwa pengambilan keputusan pembelian
adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh Konsumen atau pembeli,
prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (Attention) terhadap
barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap
ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan
produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut
ke tahap berhasrat/berminat (Desire) karena barang atau jasa
yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan-nya. Jika hasrat dan minatnya
begitu kuat, baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari
luar maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli (Action)
barang atau jasa yang di tawarkan.
0 komentar:
Posting Komentar