Selasa, 18 Maret 2014

Perancangan Pesan Komunikasi


Formula ANSVA
Pakar komunikasi Allan H. Monroe menunjukan 5 hal yang harus diperhatikan saat kita menyusun urutan pesan, yang dikenal dengan formula ANSVA, yakni :
1.      Attention (perhatian)
2.      Need (kebutuhan)
3.      Satisfactions (pemuasan)
4.      Vizualization (penggambaran)
5.      Action (tindakan)

Berdasarkan formula ANSVA tersebut, ketika kita mempunyai pesan hal  yang pertama harus kita ingat adalah pesan tadi membangkitkan minat. Biasanya manusia meminati hal yang berkaitan dengan dirinya. Setelah itu diberikan penggambaran cara memenuhi kebutuhan atau minat tersebut, misalnya dengan membeli produk merek X.  Di sini kita sudah berbicara lebih kongkret bagaimana cara memuaskan kebutuhan-kebutuhan tadi. Misalnya agar rambut sehat tidak patah atau berketombe pakailah shampo merek X. Akhirnya diperlihatkan bagaiman tindakan yang dianjurkan tadi.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya saat saya mengatakan pada teman saya, “heyy rambutmu kok patah-patah dan ketombean” (attention), “nanti kamu ga nyaman mesti garuk-garuk kepala karena gatal, lama–lama kamu juga bisa botak kalau rambut kamu terus-terusan patah” (need), “makanya kamu pakai shampo kaya aku” (pemuasan), “kalau kamu pakai shampo kaya aku, rambut kamu pasti cantik dan gak patah-patah lagi, terus ketombe kamu ilang deh” (vizualiszations), “pakai shampo kaya aku donk” (action).

Formula AIDA                           
Formula yang cukup populer dalam urutan pesan yakni AIDA. Menurut model ini alat promosi harus menarik perhatian, dapat mendorong minat, membangkitkan keinginan dan menghasilkan tindakan.
Formula AIDA ada empat tahap yakni :
1.      Attention (perhatian)
2.      Interest (minat)
3.      Desire (hasrat)
4.      Action (tindakan)

Teori AIDA (Tjetjep Djatnika,2007) yang mengatakan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh Konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap menaruh perhatian (Attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (Interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (Desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan-nya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat, baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli (Action) barang atau jasa yang di tawarkan.

0 komentar:

Posting Komentar